Kamis, 30 Januari 2014

ANEKA MODEL INTERAKSI PEMBELAJARAN DALAM PKR

BAB II

PEMBAHASAN



Siswa sebagai individu pelajar, yakni orang yang melakukan peristiwa belajar secara manusiawi harus dipandang sebagai makhluk yang memiliki potensi menerima dan mengelola informasi melalui pengalaman kongkrit, pengamatan mendalam, pengkonsepan dan konseptualisasi secara abstrak dan percobaan luas atau eksperimen, (Kolb:1987). Dengan kata lain proses belajar siswa harus diartikan sebagai aktivitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman tidaklah berisi tunggal tetapi selalu bersudut jamak. Oleh karena itu pengalaman belajar murid (learning experiences) yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh karena itu bila guru ingin membangun pengalaman belajar siswa yang bermakna, guru seyogyanya menguasai keterampilan penganekaragaman pola interaksi dan kegiatan.

  1. Pola Interaksi
                                 1.         Pengertian Pola Interaksi

. Interaksi adalah hubungan-hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu maka interaksi sosial dimulai pada saat itu. Pola interaksi adalah bentuk-bentuk dalam proses terjadinya interaksi. Aktifitas semacam saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara bahkan mungkin berkelahi merupakan bentuk / pola interaksi. Sebagai contoh dari pola interaksi adalah dalam hal seorang guru menghadapi murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam interaksi tersebut pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya supaya proses interaksi berlangsung dengan seimbang, di mana terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antara kedua belah pihak. Sebagai contoh lain seorang guru mengadakan diskusi diantara anak didiknya untuk memecahkan sebuah persoalan, disinilah proses interaksi itu akan terjadi, adanya saling memberikan pendapat yang berbeda satu sama lain.

                                 2.         Jenis-jenis Pola Interaksi

Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar, kegiatan belajar dapat berupa kegiatan perseorangan, pasangan dan kelompok kecil (3-5 orang), kelompok besar (6-10 orang), dan klasikal (11-30 orang).  Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap jenis kegiatan tidak selalu sama seperti dapat digambarkan sebagai berikut:
a)      Pola interaksi perseorangan (pola INPERS)
Pola ini menekan pada komunikasi antar siswa dalam memanfaatkan sumber belajar. contohnya: membaca, mengerjakan tugas individu, observasi
b)      Pola interaksi pasangan (pola INPAS)
Pola ini menekankan pada interaksi siswa secara pasngan dalam memanfaatkan sumber belajar dan kerja sama antar siswa. contohnya: berunding untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara klasikal, berlatih menggunakan peralatan tertentu.
c)      Pola interaksi kelompok kecil
Pola ini menekankan pada partisipasi dan intensitas belajar siswa secara individual dan kelompok dalam memanfaatkan sumber belajar. contohnya : diskusi, melakukan onservasi/percobaan, membuat laporan
d)     Pola interaksi kelompok besar
Pola ini menekankan pada partisipasi siswa dalam kelompok besar melalui komunikasi antar individu dalam kelompok, kerja sama kelompok dan kompetisi sehat antar kelompok. contohnya
e)      Pola Interaksi Klasikal (pola INKLAS)
Pola interaksi ini menekankan pada layanan belajar terhadap kelompok siswa di bawah kendali langsung guru, kerja sama kelompok kelas dan pemanfaatan sumber belajar lintas kelas. Contohnya mendengarkan informasi, demonstrasi suatu percobaan, menyaksikan permainan drama.

B.     Model Pembelajaran
Kegiatan inti dalam PKR dengan jelas mempersyaratkan pemanfaatan aneka ragam proses belajar. Untuk itu setiap guru PKR perlu memahami dan dapat menerapkan aneka ragam model pembelajaran. Dengan cara itu guru akan lebih siap dan lebih percaya diri. Murid-murid akan merasa senang untuk mengikuti pelajaran kelas rangkap.
Salah satu unsur penting dalam pembelajaran yang efektif adalah kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan melalui penerapan aneka model pembelajaran.  Tentu saja tidak semua model perlu diterapkan secara bersamaan. Pilihan Anda yang tepat mengenai model yang  diterapkan sangatlah penting. Unsur penting kedua dalam pembelajaran efektif adalah luas dan bermaknanya keterlibatan murid dalam proses belajar. Untuk inipun Anda memerlukan penguasaan aneka model pembelajaran. Baiklah, marilah kita mengkaji ciri-ciri pokok pada setiap model  dan keterlaksanaannya model tersebut dalam pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Format atau model pembelajaran tersebut antara lain adalah:
1.      Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
Langkah-langkah
Kategori kegiatan
Perincian bentuk kegiatan
Penyeleksian
1)      Menemukan informasi esensial
2)      Membuat catatan tentang hal penting
3)      Mengekspolasikan ide pokok
Pemahaman
1)      Melihat bahan lebih awal
2)      Menggunakan isyarat kontekstual
3)      Mencari sumber bahan
Penguatan ingatan
1)      Mengkaji ulang bahan
2)      Mengingat butir penting
3)      Mengetes sendiri
Penjabaran lanjutan
1)      Bertanya pada diri sendiri
2)      Membentuk citra sendiri
3)      Menarik analogi dan metafora
Pengintegrasian
1)      Mengungkapkan sendiri
2)      Membuat ilusstrasi atau diagram
3)      Menggunakan banyak sumber
4)      Mengaitkan banyak pengetahuan yang telah dimiliki
5)      Menjawab permasalahan sendiri
Pemantauan
1)      Mengecek apa yang telah dikuasai
2)      Menyadari kekuatan dn kelemahan diri sendiri

Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar mandiri bisa dilakukan secara perorangan dan kelompok. Belajar mandiri adalah mencari dan mengolah informasi atas dasar dorongan belajar dari dalam diri. Maksudnya murid tanpa menunggu datangnya tugas dari orang lain.  Peran guru dalam model ini benar-benar sebagai pengarah dan pemberi kemudahan dalam belajar bagi murid. Dalam hubungan ini guru bertugas memelihara kelangsungan belajar. Keberhasilan belajar  sebagian besar terletak pada berhasil tidaknya PBAS dibiasakan di lingkungan sekolah.
2.      Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS)
a.       Olah Pikir Sejoli (OPS)
 Model ini mempunyai langkah –langkah pelaksanaan sebagai berikut;
Tahapan Rincian Kegiatan
1)      Tahap 1           : Murid menyimak pertanyaan yang diajukan oleh guru
2)   Tahap 2            : Semua murid diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban atas
  pertanyaan tersebut.
3)   Tahap 3            : Guru memberi isyarat agar murid secara berpasangan duduk untuk
mendiskusikan jawaban yang telah dipikirkan sendiri dan     merumuskan jawaban mereka.
4)      Tahap 4           : Masing-masing pasangan diminta untuk menyampaikan jawabannya
dalam diskusi kelas dengan bimbingan guru

Model ini memiliki ciri pada komunikasi banyak arah secara bertahap. Tahap pertama dan kedua mewadahi komunikasi satu arah yaitu guru-murid. Tahap ketiga mewadahi komunikasi timbale balik dalam kelompok kecil dua orang sebagai persiapan komunikasi banyak arah pada  tahap keempat. Pada dasarnya model ini memiliki tujuan membina kerjasama dan komunikasi social. Dalam penggunaannya model ini guru berperan sebagai moderator, pengatur dan manager atau pengelola kelas.
b.      Olah Pikir Berebut (OPB)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Rincian Kegiatan
1)      Tahap 1           : Guru mengajukan pertanyaan yang meminta banyak jawaban
2)      Tahap 2           : Murid secara perorangan berfikir dan selanjutnya memberi jawaban  
  secara lesan.
Model ini termasuk ke dalam proses mengemukakan pendapat yang dirangsang dengan pertanyaan menyebar dan memiliki kemungkinan banyak jawaban. Tujuan dari model ini adalah untuk melibatkan sebanyak mungkin  murid dalam menggali jawaban dari murid, untuk mengemukakan pendapatnya. Peran guru yang utama adalah sebagai penanya, moderator dan manager kelas.
c.       Konsultasi Intra Kelompok (KIK)
 Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Rincian Kegiatan
1)      Tahap 1           : Murid diminta menyiapkan alat tulis di tempat dan di atas meja
  masing-masing.
2)      Tahap 2           : Satu orang untuk setiap kelompok diminta  membacakan pertanyaan            
  pertama dari beberapa pertanyaan yang telah disiapkan
3)      Tahap 3           : Semua murid berusaha untuk menjawab pertanyaan dari buku yang
  tersedia atau dari hasil diskusi kelompok
4)      Tahap 4           : Murid yang tidak bertugas membaca pertanyaan pada setiap 
kelompok ditugasi untuk mengecek apakah murid dalam kelompok lain mengerti maksud pertanyaan yang diberikan dan menyepakati jawaban yang diberikan.
5)      Tahap 5           : Bila telah dicapai kesepakatan mengenai jawaban atau pertanyaan itu,
  semua murid mengambil alat tulis dan menuliskan jawaban dengan    
  kata-kata sendiri pada buku catatan masing-masing.
6)      Tahap 6           : Meneruskan kegiatan untuk pertanyaan ke 2 dan seterusnya sampai
  merata keseluruh murid dalam masing-masing kelompok.

Tujuan model ini adalah untuk mengembangkan kemampuan dan kebiasaan saling membagi ide dan membuat kesempatan  bersama mengenai  suatu  hal serta menuangkan hasil kesepakatan itu dengan bahasa sendiri. Model ini mungkin lebih cocok digunakan untuk kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar
d.      Tutorial Teman Sebaya (TTS)
Adalah pembelajaran dimana siswa berkelompok berpasangan dua orang, seseorang dari pasangan itu mengulangi penjelasan materi pelajaran yang diterimaa dari sajian guru kepada paangannya, kemudian pasangan yang mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian bergantian peran sampai keduanya jelas dan memahami materi pelajran.
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Rincian Kegiatan
1)      Tahap 1           : Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
2)      Tahap 2           : Berikan tugas khusus untuk membantu temannya dalam bidang
  tertentu
3)      Tahap 3           : Guru selalu memantau proses saling membantu tersebut
4)      Tahap 4           : Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang
  membantu dan yang dibantu merasa senang
Model ini dirancang untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan saling membantu antar teman sebaya. Hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan program tutorial ini adalah sebagai berikut:
a)      Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.
b)      Jelaskan tujuan itu kepada seluruh murid
c)      Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai
d)     Gunakan cara yang praktis
e)      Hindari kegiatan yang bersifat mengulang yang telah dilakukan guru.
f)       Pusatkan kegiatan tutorial kepada keterampilan pikiran yang diminta di kelas.
g)      Berikan latihan singkat mengenai kegiatan yang akan dilakukan tutor
h)      Lakukan pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutorial

e.       Tutorial Lintas Kelas (TLK)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Rincian Kegiatan
1)      Tahap 1           : Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
2)      Tahap 2           : Berikan tugas khusus untuk membantu murid adik kelasnya
3)      Tahap 3           : Guru selalu memantau proses saling membantu antara murid
4)      Tahap 4           : Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang
  membantu dan yang dibantu merasa senang
Model ini digunakan secara lintas kelas. Murid yang lebih tinggi dan mempunyai kepandaian ditugasi untuk membantu kelompok murid kelas dibawahnya. Misalnya murid kelas VI membantu murid kelas V atau kelas IV.
f.       Diskusi Meja Bundar (DMB)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Rincian Kegiatan
1)      Tahap 1           : Murid dibagi kedalam kelompok kecil berjumlah 3-4 orang
2)      Tahap 2           : Guru mengajukan pertanyaan yang menuntut banyak jawaban
3)      Tahap 3           : Selembaran kertas diedarkan dalam setiap kelompok. Secara bergilir
  setiap murid dalam kelompok itu, menuliskan jawaban pertanyaan
  menurut pendapatnya sendiri
4)      Tahap 4           : Secara bersama mendiskusikan jawaban yang berbeda dengan arahan
  guru
Model ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan mengemukakan ide secara tertulis  melalui situasi kerja kelopok. Model ini hamper sama dengan model OPB, hanya dalam model OPB jawaban murid disampaikan secara lisan. Penggunaan model ini lebih tepat di kelas IV keatas.
g.      Tugas Diskusi Resitasi (TDR)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Rincian Kegiatan
1)      Tahap 1           : Pemberian tugas dari guru
2)      Tahap 2           : Pelaksanaan diskusi kelompok murid
3)      Tahap 3           : Pelaporan hasil diskusi murid
Model TDR ini merupakan kombinasi dari metode pemberian tugas dan diskusi. Model ini cocok digunakan di kelas IV ke atas. Tujuan model ini mengembangkan keterampilan akademis yang digapai melalui situasi kerja sama. Dalam model ini guru berperan sebagai manager kelas dan nara sumber.
h.      Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu) dan Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa)
Model ATTu dan ATTa, tidak  memiliki langkah khusus, karena itu berlaku prosedur peberian tugas biasa. Yang menjadi cirri khas dalam kedua model ini ialah dalam sifat tugasnya. Tugas tertutup berbentuk tugas yang hanya memerlukan satu jawaban yang benar. Sedang tugas terbuka berbentuk tugas yang menuntut hasil yang beraneka ragam, misalnya membuat karangan. Model ini dapat digunakan untuk berbagai bidang studi. Dalam kelas PKR model ini lebih tepat digunakan di kelas IV keatas. Peran guru adalah sebagai nara sumber dan manager kelas. Tujuan dari model ini adalah melatih keterampilan berfikir kognitif dan komunikasi secara tertulis.










BAB III
Penutup

Kesimpulan :
Proses belajar siswa harus diartikan sebagai aktivitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar murid yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Pola interaksi adalah bentuk-bentuk dalam proses terjadinya interaksi. Aktifitas semacam saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara bahkan mungkin berkelahi merupakan bentuk / pola interaksi. Jenis-jenis Pola Interaksi  yaitu ola interaksi perseorangan (pola INPERS), pola interaksi pasangan (pola INPAS), pola interaksi kelompok kecil, pola interaksi kelompok besar, pola Interaksi Klasikal (pola INKLAS).




1 komentar: