Kamis, 08 Desember 2011

Resensi/SinopsisNovel "Pudarnya Pesona Cleopatra"


KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur  kita sampaikan kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sinopsis ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam sinopsis ini penulis membahas novel yang berjudul “Pudarnya Pesona Cleopatra”, suatu novel karya Habiburrahman Elshirazi yang sangat bemakna sekali, penuh dengan pesan-pesan dalam menjalani kehidupan. Adapun penulisan resensi ini  penulis lakukan untuk menyelesaikan salah satu tugas Bahasa Indonesia.
Dalam proses pembuatan sinopsis ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam penulis sampaikan kepada  guru pembimbing penulis Ibu Maharani yang sudah membantu penulis dalam penyelesaian tugas resensi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa resensi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis, mohon perkenaan para pembaca untuk memberikan saran dan kritik. Khususnya guru pembimbing Bahasa Indonesia Ibu Maharani. Harapan penulis resensi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya keluarga besar SMA Negeri 6 Palembang. Karena membaca adalah jendela dunia dan sekaligus dapat dijadikan contoh tugas resensi novel oleh siswa-siswi selanjutnya.



Penulis,                                                                                                  Palembang, 6 April 2011










SINOPSIS

Seorang laki-laki yang sangat mengagumkan pesona gadis titisan cleopatra. Dia dijodohkan oleh ibunda tercinta dengan wanita yang berasal dari jawa. Wanita itu bernama Raihana. Raihana adalah anak dari teman karib sang ibu. Raihana adalah sosok seorang manita muslim yang taat dan hafal al-quran. Karena laki-laki ini sangat menyayangi ibunya, dia menerima utuk menikah dengan Raihana.
Setelah pernikahan dia dengan Raihana. Dia mengajak  istrinya itu kerumah kontrakan kecil. Selama laki-laki ini satu rumah bersama istrinya, tidak pernah sama sekali ada rasa cinta yang tumbuh dari dirinya. Melainkan rasa benci dan muak yang dia dapati satu rumah dan beraktifitas bersama istrinya. Dia merasa bahwa tidak ada sama sekali aura pesona gadis arab yang dia puja-puja selama ini pada diri Raihana.
Setelah beberapa bulan lamanya ibunya meminta dia untuk memberikannya seorang cucu. Diapun berusaha memuliakan Raihana, hasilnya pun sempurna. Raihana hamil, ia terlihat lebih manis. Namun laki-laki ini masih belum bisa mencintai Raihana. Dia takut suatu saat anaknya lahir, dia juga tidak dapat mencintai dan menyayangi anak kandungnya sendiri. Dia terus mencoba utuk menimbulkan rasa sayang dan cinta terhadap raihana. Namun hasilnya tetap sia-sia. Dia merasa pengabdiannya pada ibunya sia-sia, agamanya sia-sia, pendidikan yang telah dia jalani selama ini sia-sia.
Usia kandungan Raihana sudah 6 bulan. Ia pun meminta izin kepada suaminya untuk tinggal bersama kedua orang tuanya, dengan alasan kesehatan. Laki-laki itu mengantarkan Raihana kerumah orang tuanya. Perasaan yang lega pun dirasakan oleh dia. Dia bisa melakukan apapun dengan bebas tanpa harus merasa muak dengan kehadiran Raihana istrinya. Walaupun dia agak sedikit repot dengan urusan rumah. Tapi itu bukan masalah untuknya, karena dia sudah terbiasa hidup sendiri waktu kuliah di Kairo.
Suatu hari laki-laki ini mengikuti pelatihan mutu dosen. Dia pun bertemu dengan Pak Qalyubi dosen bahasa arab dari Medan. Dia bercakap-cakap dengan Pak Qalyubi hingga sampai pada cerita pengalaman Pak Qalyubi yang pernikahannya hancur akibat istrinya yang seorang gadis asal Mesir yang berselingkuh. Mendengar cerita Pak Qalyubi tadi serentak pesona cleopatra yang selama ini ada di fikirannya memudar. Di fikirannya sekarang hanyalah keadaan istrinya dan kandungannya. Dia merasakan rindu yang amat dalam. Sehingga laki-laki ini pun segera pulang untuk menjemput Raihana istrinya. Tetapi dia terlebih dahulu pergi kekontrakannya untuk memenuhi pesan istrinya mencairkan tabungannya yang ada dibawah bantalnya. Diapun menemukan puluhan kertas merah jambu dan membacanya. Ternyata itu adalah isi curahan hati Raihana yang selama menikah tidak pernah dia cintai dan sayangi. Laki-laki itu pun menangis dan mengacu kebut kendaraannya agar segera bertemu istrinya. Dia ingin istrinya tersenyum melihat kedatangannya.
2

Namun, ketika laki-laki itu sampai, ibu mertuanya menangis memeluknya dan menceritakan bahwa istrinya telah meninggal akibat terjatuh dari kamar mandi seminggu yang lalu. Dia tidak diberitahu karena istrinya berpesan agar jangan mengganggu dia ketika ada pelatihan. Istrinya sempat meminta maaf karena tidak dapat membahagiakan dia dimasa hidupnya. Laki-laki itu bersama ibu mertuanya pergi menuju gundukan tanah yang masih baru tempat Raihana dimakamkan. Laki-laki itu menjerit-jerit seperti orang gila karena menyesal menyianyiakan istrinya yang mulia itu. Namun apa daya istrinya kini telah tiada penyesalan pun tidak ada gunanya.

















RESENSI
Judul : Pudarnya Pesona Cleopatra
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Kota Terbit : Jakarta Selatan
Tahun : 2008
Gambar Buku : Lukisan seorang wanita
Warna Buku : Coklat kehitam-hitaman
Jumlah halaman : 111

Novel ini adalah sebuah novel yang sebuah kepasrahan, cinta kasih, ketulusan, keangkuhan, egois dan penyesalan. Pernokohan dari tokoh utama aku (suami Raihana): Memiliki watak keras kepala, egois dan tidak mau menerima takdir serta tidak bisa menghargai orang yang mencintainya dengan tulus. Sedangkan istrinya Raihana : memiliki jiwa yang bersih, kuat beriman dan selalu tulus mencintai karena percaya ada yang lebih pantas dicintai dengan penuh kepasrahan yaitu Allah. Walaupun harus menelan kepahitan yang dialaminya. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju. Cerita dari novel ini berkisar pada tokoh utama yang memiliki hasrat untuk beristrikan gadis Mesir tetapi harus pasrah pada perjodohan ibunya dengan gadis cantik, pintar dan shaleh dari Jawa. Berisi pergolakan batin yang hebat antara hasrat dan kenyataan yang dihadapinya sampai akhirnya ada kesadaran yang terlambat penuh penyesalan.
Gaya bahasa novel ini sangat sederhana namun indah. Dapat dicerna oleh semua kalangan. Sesekali menggunakan bahasa jawa yang ringan untuk menampilkan nuansa daerah. Seperti : “Jangan kau kecewakan harapan ibumu yang telah hadir jauh sebelum kau lahir !(majas hiperbola)”, “Aura pesona kecantikan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra sedemikian kuat mengakar dalam otak, persaaan dan hatiku (majas hiperbola)”, “Aku ingin mejadi mentari pagi di hatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku (majas personifikasi)”, “Dalam balutan jilbab sutera putih wajah gadis Mesir itu bersinar-sinar, seperti permata Zabarjad yang bersih, indah berkilauan tertimpa sinar purnama (majas perumpamaan atau simile)”.
Novel ini mengambil latar waktu pada masa kini yang modern dan sudah maju. Cerita ini berlangsung di Tanah Jawa yang masih memiliki adat serta norma ketimuran yang baik serta sesekali berkisar di Mesir tempat tokoh “AKU” menimba ilmu sebelum pulang ke Tanah Air. Keunggulan dari novel ini sangat bagus, karena dapat membawa pembaca ke dalam cerita yang haru dan membuat si pembaca menangis. Buku ini ceritanya sangat menarik dan bahasanya dapat mudah dipahami, jelas alur ceritanya, dan semua isi ceritanya banyak menonjolkan nilai-nilai islami dan dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Namun memiliki kelemahan juga pada watak tokoh si “AKU” yang bisa membuat si pembaca menjadi benci. Karena sikapnya yang terlalu memuja-muja gadis mesir, dan tidak bersyukur atas apa yang telah dimilikinya.