KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
dengan rahmat dan hidayah-Nya penulisan mengenai Perspektif
Global dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
atas terselesainya makalah ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Dosen
pengasuh, atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan dan semua pihak yang
telah membantu, baik secara langsung maupun yang tidak langsung yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis
menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang
pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam
penulisan makalah, bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan
bermanfaat di masa yang akan datang. Harapan penulis, mudah-mudahan makalah
yang sederhana ini benar-benar bermanfaat bagi pembaca, rekan mahasiswa, dan
lain-lain.
Palembang, februari 2013
penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di era Globalisasi
sekarang ini, pengetahuan dan keanekaragaman keterampilan sangat diperlukan
oleh para siswa agar mereka mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan,
menafsirkan, menilai, menggunakan informasi dan melahirkan gagasan kreatif
untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan, serta menghadapi masa depan
yang penuh tantangan.
Guru juga harus mampu
membuka pandangan dan pikiran siswa terhadap sesuatu dari banyak sisi yang ada
bukan hanya dari satu sisi saja. Hal ini biasa disebut dengan perspektif
global. Untuk dapat mencapai hal itu tentu saja guru maupun calon guru harus
memiliki pengetahuan tentang perspektif global. Oleh karena itu, kami menyusun
makalah tentang mengidentifikasi perspektif global dan IPS ini.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah munculnya perspektif global?
2. Apa
itu perspektif global?
3. Unsur-unsur
apa saja yang terdapat didalam perspektif global?
4. Apa
manfaat dari perspektif global?
5. Bagaimana
pandangan perspektif global ditinjau dari ilmu sosial?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Perspektif Global. Selain itu agar
dapat menambah wawasan mahasiswa tentang perspektif global dan diharapkan dapat
menjadi calon guru yang berwawasan luas dan berguna bagi dunia pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Munculnya Perspektif Global
Perspektif global pertama kali muncul di Amerika
Serikat pada tahun 1950an. Berkembang secara baik tahun 1970 an. Perspektif
global di Indonesia mulai diterapkan pada kurikulum pendidikan dasar dan
menengah tahun1995 dan secara jelas dan tegas sebagai pokok materi IPS sejak
berlakunya kurikulum tahun 2004 (KBK) dan secara jelas menekankan perlunya
perspektif global diajarkan di sekolah. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa Indonesia sekarang ini sudah harus mempersiapkan para murid untuk
memasuki abad yang akan datang yang penuh dengan tantangan dengan adanya proses
globalisme. Terlebih lagi sistem ekonomi dan perdagangan dunia sekarang ini
semakin terbuka dan akan meningkat di masa yang akan datang menunjukkan arti
pentingnya belajar perspektif global.
Istilah yang paling tepat untuk perspektif global
adalah “global perspectives in education” atau disingkat dengan global
education. Di indonesia disebut dengan istilah perspektif global dengan
menekankan pada empat hal pokok yaitu: kesadaran terhadap perspektif global,
sistem-sistem global, sejarah global, dan saling pngertian terhadap budaya
lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke tiga
tahun 2001, global diartikan secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara
garis besar, meliputi seluruh dunia. Globalisasi artinya proses masuknya ke
ruang lingkup dunia, mengglobal artinya mendunia. Globalisme adalah paham
kebijakan nasional yang memperlakukan seluruh dunia sebagai lingkungan yang
layak diperhitungkan, terutama untuk bidang ekonomi dan politik. Masyarakat
dunia kini sedang menghadapi tujuan-tujuan baru yang memukau dan
mengkhawatirkan.
Perspektif global berakar pada ilmu-ilmu: antropologi,
psikologi, sejarah, ekonomi, geografi dunia, dan politik, bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sebagai warga dunia yang berpartisipasi
aktif.
Pada era globalisasi kecenderungan yang kuat adalah
proses terjadinya universalisasi yang melanda seluruh aspek kehidupan manusia.
Salah satu implikasi penyeragaman terlihat dengan munculnya gaya hidup global
seperti makanan, pakaian dan musik.
John Naisbitt yang terkenal dengan bukunya yang
berjudul “Megatrend 2000” menyebutkan bahwa pada tahun-tahun tersebut akan
terjadi proses globalisasi melalui teknologi informasi, ada tiga mode yang
diterima oleh banyak orang yaitu: makanan (food), pakaian (fashion), dan
hiburan (entertainment). Di Indonesia sendiri sudah terjadi proses globalisasi
tersebut. Seperti anak-anak kecil yang sudah tahu apa itu KFC, MC Donals,
jeans, dan film-film dari berbagai negara. Bahkan mereka lebih senang memilih produk
luar negeri tersebut dibandingkan dengan produk-produk buatan negeri sendiri.
Media televisi telah mempercepat arus informasi dan membawakita terlibat dalam
informasi dunia. Keadaan ini membuat kita mau tidak mau ikut terlibat dalam
pergaulan masyarakat dunia melalui media informasi dan produk industri
B. Pengertian
persepektif global
Pengertian persepektif
global menurut parah ahli:
·
Jan L. Tuker dalam sriatha (2004 : 2)
perspektif global adalah pendidikan yang diarahkan pada pengembangan wawasan
global yang mempersiapkan anak didik generasi muda menjadi manusiawi, rasional,
sebagai warga negara yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan dunia yang
semakin menunjukan saling ketergantungan.
·
National Coucil for the Social Studen (
NCSS ) dalam Sriartha (2004 : 2) adalah pendidikan berkaitan dengan upaya untuk
meningkatkan wawasan generasi muda tentang dunia dengan penekanan pada saling
hubungan antar budaya, antar individu dan bumi sebagai tempat hunian manusia.
·
Perspektif global adalah suatu cara
pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari
sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia dan internasional.
Hanvey memperkenalkan hasil pemikirannya dengan mengemukakan
lima dimensi perspektif global sebagai berikut:
1. Kesadaran
perspektif
Dimensi
ini menunjukkan perlunya pengakuan atau kesadaran bahwa sebagian individu
memiliki pandangan global yang berbeda, bahwa pandangan global itu telah ada
dan dibentuk oleh pengaruh-pengaruh diluar jangkauan kesadaran, dan bahwa beberapa
individu memiliki pandangan global yang berbeda dengan orang lain. Di antara
kita, ada yang memiliki pandangan yang melampaui perspektif orang biasa. Namun
ada pula diantara kita yang memiliki pandangan di bawah rata-rata orang biasa.
Pengakuan akan keberadaan kondisi keragaman perspektif ini disebut kesadaran
akan perspektif. Dalam hal ini, perlu dibedakan antara pendapat (opinion) dan
perspektif. Pendapat adalah lapisan permulaan munculnya kesadaran akan
perspektif. Sedangkan perspektif merupakan lapisan yang dalam dan tersembunyi
yang lebih penting dalam mengenal perilaku. Misalnya, dalam peradaban Indonesia
khususnya pada masa perjuangan kemerdakaan, bangsa Indonesia menganggap ‘Kami
cinta perdamaian tetapi lebih cinta kemerdekaan’. Hingga sekarang, slogan ini
bukan sekedar pendapat melainkan sudah menjadi kesadaran perspektif. Contoh
lain, gerakan emansipasi (feminist) telah menimbulkan kesadaran dari kaum
wanita dan laki-laki hormat terhadap kedudukan kaum wanita. Implikasinya,
muncul sikap dan perilaku yang lebih mendalam dengan cara mengangkat harkat dan
martabat wanita sesuai kodratnya. Ini adalah akibat dari perspektif kaum wanita
dan laki-laki terhadap emansipasi.
2. Kesadaran akan kondisi planet bumi
Dimensi
ini menunjukkan perlunya kesadaran akan kondisi bumi dan pembangunan termasuk
kondisi dan kecenderungan yang timbul, seperti pertumbuhan penduduk, migrasi,
kondisi ekonomi, sumber alam dan lingkungan fisik, pembangunan politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi, hokum, kesehatan, konflik antar bangsa dan konflik
di dalam negeri sendiri. Walaupun sebagian besar penduduk dunia tidak mempunyai
pengalaman langsung meninjau apa yang terjadi di belahan bumi lain, namun dalam
kondisi sekarang ini telah ada media komunikasi yang dapat menyampaikan pesan
berita atau informasi dari suatu tempat di bumi ke belahan bumi lainnya.
Misalnya, kemajuan dalam teknologi informasi seperti: televisi, komputer,
internet, dan lain-lain telah mempercepat laju kesadaran kondisi planet bumi
beserta isinya.
3. Kesadaran antar budaya
Dimensi
ini menunjukkan adanya kesadaran atas keragaman pemikiran (ideas) dan
pelaksanaanya dapat ditemui dalam masyarakat manusia di muka bumi ini,
bagaimana pemikiran dan pelaksanaannya di tiap negara, dan bagaimana pemikiran
dan cara pelaksanaan pemikiran yang dilakukan masyarakat itu ditinjau dari
sudut yang menguntungkan. Kesadaran antar budaya merupakan dimensi yang cukup
sulit untuk diwujudkan karena pada dasarnya ada kapasitas manusia untuk
menciptakan budaya yang unik. Konsekuensinya, tidaklah mudah bagi sekelompok
masyarakat untuk menerima budaya yang diciptakan oleh kelompok masyarakat lain
yang unik itu. Sebagai contoh, hingga saat ini masih sulit bagi masyarakat kulit
putih ‘white people’ untuk menerima sepenuhnya – termasuk budaya –
masyarakat kulit berwarna ‘black hair’, demikian pula sebaliknya. Kedua
kelompok masyarakat ini memang mamiliki budaya yang berbeda.
Adanya
perbedaan budaya inilah maka kesadaran antar budaya menjadi alasan utama akan
pentingnya perspektif global. Apabila ada saling menerima sifat manusiawi antar
kelompok masyarakat, keunikan cara/pelaksanaan berbudaya tidak akan merasa
asing lagi sehingga pada gilirannya akan menimbulkan rasa saling percaya.
Selanjutnya keasingan antar budaya akan menjadi semakin saling mengenal. Ini
merupakan upaya yang sangat sulit namun mungkin ada sejumlah metode yang akan
meningkatkan kemungkinan keberhasilan.
4. Pengetahuan dinamika global
Dimensi ini menunjukkan suatu
pemahaman sederhana tentang cirri dan mekanisme kunci tentang system planet
bumi dengan penekanan pada sejumlah teori dan konsep yang dapat meningkatkan
kesadaran yang seksama tentang perubahan global. Ada tiga kategori pembelajaran
tentang saran-saran perubahan dinamika global:
1) Prinsip-prinsip perubahan dasar
dalam sistem social:
·
Pencabangan
unsur-unsur baru dalam sistem social
·
Akibat-akibat
yang tidak dapat diperkirakan
·
Beberapa
fungsi unsur-unsur yang terbuka dan tertutup
·
Umpan
balik, yang positif maupun negatif
2) Pertumbuhan sebagai bentuk perubahan
·
Pertumbuhan
yang diharapkan dalam bentuk pembangunan ekonomi
·
Pertumbuhan
yang tidak diharapkan dalam bentuk pertumbuhan penduduk, penipisan sumber alam
dan sebagainya
3)
Perencanaan
global
·
Kepentingan
nasional dan perencanaan global
·
Upaya-upaya
untuk membuat model system dunia seperti pembentukan kebijakan nasional.
5. Kesadaran pilihan manusia
Dimensi
ini menunjukkan sejumlah kesadaran terhadap masalah-masalah pilihan yang
dihadapi individu, bangsa, dan manusia sebagai kesadaran perlunya pengetahuan
system global di masa depan. Bagaimana pilihan sikap kita dalam rangka menjaga
keseimbangan lingkungan? Sudahkah anda ikut serta menjaga kelestarian
lingkungan baik berupa flora mapun fauna? Telahkah berfikir sejenak bahaya yang
akan terjadi apabila ada satu spesies dalam suatu ekosistem musnah? Sebagai
contoh, banyaknya babi hutan sehingga marusak tanaman para petani merupakan
bukti adanya ketidakseimbangan ekosistem di dalam hutan tersebut.
Berkembangbiaknya babi yang hebat karena harimau pemangsa babi sudah tidak
mencukupi atau mungkin sudah tidak ada lagi, habis diburu dan dibunuh oleh
manusia.
Saat
ini, masyarakat dunia berada pada masa transisi yang ditandai oleh perubahan
dari pre-global kepada kesadaran global (Hanvey, 1982). Adanya kesadaran global
ditandai oleh pengetahuan baru tentang interaksi dalam system dan perencanaan
dalam tindakan. Setidaknya, setiap manusia yang akan melakukan tindakan maka
perlu memikirkan pilihan-pilihan berdasarkan perspektif global untuk masa
depan.
C.
Unsur- unsur perspektif global
Merryfield, Elaine Jarchow, dan
Sarah Pickert mengemukakan unsur-unsur perspektif global sebagai berikut:
1) Kepercayaan dan Nilai Manusia
·
kepercayaan
dan nilai manusia yang bersifat universal dan berbeda-beda
·
kesadaran
perspektif
·
pengakuan
dampak nilai, budaya, dan pandangan dunia suatu bangsa dalam mempelajari
interaksi dengan masyarakat lain yang berbeda dari masyarakatnya sendiri
·
memahami
bagaimana nilai-nilai dan kepercayaan itu mendasari norma-norma social/budaya
dan konflik antar manusia
·
peran
kepercayaan dan nilai manusia dalam estetika, bahasa, sastra dan tradisi lisan,
dalam penggunaan sumber-sumber alam dan lingkungan, dalam teknologi, dalam
pemerintahan, dalam konstruksi sejarah
2) Sistem Global
·
sistem
ekonomi
·
sistem
politik
·
sistem
ekologi
·
sistem
teknologi (meliputi informasi, komunikasi, trasportasi, pertanian)
·
pengetahuan
tentang dinamika global
·
prosedur
dan mekanisme system global
·
transaksi
dalam dan antar masyarakat, bangsa, wilayah
·
saling
keterkaitan dalam system global yang beraneka ragam
·
adanya
kesadaran terhadap planet bumi
3) Isi-isu dan Masalah Global
·
kependudukan
dan isu-isu keluarga berencana
·
hak
menentukan nasib sendiri
·
isu-isu
pembangunan
·
isu-isu
hak asasi manusia (meliputi hak-hak wanita, penduduk asli, anak-anak)
·
emigrasi,
imigrasi, dan pengungsi
·
kebiasaan
global
·
isu-isu
sumber daya alam/lingkungan
·
isu-isu
yang berhubungan dengan distribusi kesejahteraan, teknologi dan informasi,
sumber daya, pemasaran
·
isu-isu
yang berkaitan dengan prejudis dan diskriminasi (berdasarkan etnik, ras,
kelompok, seks, agama, bahasa, politik, dsb)
4) Sejarah Global
·
cepatnya
saling ketergantungan
·
hal-hal
yang melatarbelakangi isu-isu masa kini
·
budaya
asli dan perkembangannya
·
kontak
budaya dan peminjaman budaya
·
evolusi
sistem global
·
konflik
dan resolusi konflik
·
perubahan
dalam system global
5) Pemahaman/Interaksi Lintas Budaya
·
memahami
budaya suatu bangsa dan warisannya
·
memahami
ragam identitas dan loyalitas
·
memahami
kompleksitas keragaman budaya dan universalnya budaya
·
peran
budaya suatu bangsa dalam system dunia
·
keterampilan
dan pengalaman dalam melihat budaya suatu bangsa dari perspektif bangsa lain
·
pengalaman
belajar budaya bangsa lain dan dunia dari nilai-nilai dan pandangan dunia
budaya lain
·
memperluas
pengalaman dengan orang yang betul-betul berbeda dari budaya dirinya
·
kecakapan
berkomunikasi antar budaya
·
kecakapan
bekerja dengan orang yang berbeda budaya
6) Kesadaran Pilihan Manusia
·
melalui
individu, organisasi, masyarakat local, bangsa, wilayah, aliansi ekonomi dan
politik
·
tindakan
masa lalu dan kini serta alternatif di masa depan
·
pengakuan
kompleksitas perilaku manusia
7) Pengembangan Keterampilan Evaluasi
dan Analisis
·
kecakapan
mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari perspektif dan
pandangan yang berbeda
·
keterampilan
berfikir kritis (seperti kecakapan mendeteksi penyimpangan, mengidentifikasi
yang mendasari asumsi-asumsi, dsb)
·
pengakuan
peran nilai dan pandangan dunia dalam penelitian
·
interaksi
antar budaya, partisipasi dan kolaborasi
·
kesempatan
untuk membuat dan melaksanakan keputusan
·
pengalaman
mengarahkan pada masalah-masalah kehidupan nyata
·
perhatian
untuk belajar dari pengalaman
D. Manfaat
dan Kegunaan Perspektif Global
Manfaat dan kegunaan mempelajari perspektif global
adalah :
1.
Meningkatkan
wawasan dan kesadaran para guru dan siswa bahwa kita bukan hanya penghuni satu
daerah tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi yang
lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “ sikap
ketergantungan” tersebut.
2.
Menambah dan
memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti perkembangan
dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek.
3.
Mengkondisikan
para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala
atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
4.
Melatih kepekaan
dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
E.
Perspektif Global Dilihat Dari Sudut Ilmu Sosial
1.
PERSPEKTIF
GLOBAL DARI VISI SEJARAH
·
Emmanuel Kant (abad XVIII) mengungkapkan
bahwa sejarah dan Geografi merupakan ilmu dwi tunggal. Artinya jika Sejarah
mempertanyakan suatu peristiwa “kapan”
terjadi, masih belum lengkap jika tidak dipertanyakan “dimana” tempat kejadiannya.
Jadi dimensi waktu dengan
ruang/tempat saling melengkapi.
Perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu.
·
Perspektif sejarah suatu peristiwa,
membawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat
dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian yang akan datang.
·
Kita mengenal tokoh-tokoh, bangunan
bersejarah (keajaiban dunia), perang diberbagai kawasan (khususnya perang
dunia), pertemuan-pertemuan internasional, (konfrensi AA di Bandung 1955
misalnya) perilaku dan peradabannya telah berpengaruh global dalam berbagai
aspek sosial budaya, ekonomi, dan sosial politik.
2.
PERSPEKTIF GLOBAL
DARI VISI EKONOMI
·
Ilmu ekonomi menyangkut beberapa aspek
yang meliputi:
1.
Menentukan pilihan
2.
Keinginan yang tak terbatas
3.
Persediaanya sumber daya alam terbatas,
bahkan ada yang langka
4.
Kegunaan alternativ sumber daya, dan
5.
Penggunaan hari ini dan hari esok
·
Dari aspek-aspek tersebut, jelas bahwa
perspektif ekomomi terkait dengan waktu,hari ini dan hari esok. Sedangkan apa
yang diperspektifkan terutama berkenan yang “cenderung” tidak terbatas, persediaan sumber daya itu
terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan alternativ sumber daya.
·
Perspektif ke hari esok atau masa yang
akan datang terkait luas dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan dan penerapan
IPTEK, dalam proses produksi serta distribusi, kebutuhan yang cenderung tak
terbatas kuantitasnya, dan akhirnya persediaan sumber daya yang terbatas bahkan
langka. Sedangkan penggunaan sumber daya alternativ, sangat berkaitan denga
IPTEK dan kecenderungan kebudayaan.
·
Pertumbuhan penduduk dunia yang cepat
(ingat 7 Juli 1986, terjadi peristiwa jumlah penduduk dunia yang ke 5 milyard,
dan tahun 2000 mampir hamper 8 milyard) apa konsekuensinya? Peningkatan
produksi untuk persediaan dan pelayan kebutuhan hidup pertumbuhan penduduk yang
cepat itu. Sementara sumber daya alam terbatas dan sifatnya ada yang terbaharukan
dan tak terbaharukan.
·
Teknologi telah memungkinkan memproduksi
yang lebih besar melalui industrlisasi. Sementara, sepertinya dapat mengatasi
kebutuhan hidup yang diperlukan oleh laju pertumbuhan penduduk baru.
·
Akibatnya kebutuhan manusia diarahkan
pada:
1. Harus
menguasai teknologi
2. Menstabilkan
jumlah penduduk
3. Mengrembangkan
tatanan sosial yang mampu hidup produktif dan sejahtera secara terpadu, dengan
ekonomi yang simbang.
·
Teknologi, industralisasi, komunikasi
telah mendatangkan masalah baru yaitu berbagai pencemaran udara (debu), zat
kimia, suara, air, tanah, dan bahkan pencemaran moral. Ini semua indikator
munculnya kerusakan lingkungan hidup, dan kerusakan moral bangsa, jauh dari
kepribadian aslinya.
·
Dalam menghadapi perspektif global
ekonomi beberapa perekonomian pasar bebas, beralihnya kawasan ekonomi maju dari
Atlantik ke Pasifik, dan kebangkitan ekonomi Asia Afrika membawa konskuensi
persiapan dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, produksi, mental, dan
akhlak yang tinggi, sebagai konsekuensi arus globalisasi.
3.
PERSPEKTIF
GLOBAL DARI VISI ANTROPOLOGI
·
Antropologi budaya – Ilmu Budaya –
merupakan studi tentang manusia dan kebudayaannya. (Kuncaningrat 1990)
·
EA Hoebel (1982) - Antropologi sebagai
studi tentang manusia dengan pekerjaannya lebih menitik beratkan kepada
kebudayaan sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia.
·
Konsep kerja yang dikemukakan Hoebel
juga lebih berkonotasi budaya dari pada hasil gerak tangan dan otot
semata-mata. Di sinilah kedudukan utama Antropologi, khususnya Antropologi
Budaya sebagai Ilmu Sosial.
·
Sudut pandang Antropologi terhadap
perspektif global, terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya dengan
kebudayaan dalam konteks global. Namun demikian sorotan dan kajiannya, tidak
terlepas mulai dari tingkat local, regional, nasional, internasional sampai ke
tingkat global yang sedang mengarus ini.
·
Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan
apapun yang mengarus mulai dari tingkat local sampai global, dasarnya terletak
pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia
·
Kemampuan manusia mengubah tatanan
kehidupannya sampai mengglobal adalah kelebihan manusia di banding dengan
makhluk lainnya.
Contoh :
Bangunan - dari gubuk reot sampai pencakar langit
yang kokoh
Jalan -
dari
jalan setapak, jalan desa sampai jalan tol dan Jembatan layang
Kendaraan - mulai dari di tarik manusia, hewan
sampai kendaraan ruang angkasa
Pakaian -
mulai
dari kulit kayu sampai wool dan serat Sistetis
Alat tulis - mulai dari arang, bulu angsa sampai
bolpoint, Computer, faximile, dan internet.
Semua contoh itu adalah hasil
pengembangan akal pikiran manusia atau hasil pengembangan budaya sebagai
perkembangan kebudayaan.
·
Oleh karena itu proses dan arus global
dalam kehidupan, sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses
kebudayaan, termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK (kesatuan ilmu pengetahuan
dan teknologi)
·
Sudut pandang antropologi terhadap
perspektif global, berarti mengamati, menghayati dan memprediksi perkembangan
kebudayaan secara menyeluruh yang aspek serta unsure-unsurnya itu berkaitan
satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan manusia.
·
Secara perspektif meningkatnya
pendapatan masyarakat (ekonomi) terkait dengan meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk memanfaatkan dirinya menggunakan peralatan mengolah sumber
daya (budaya).
·
Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
interaksi sosial yang dilakukan oleh anggota-anggota masyarakat yang
bersangkutan.
·
Perkembangan budaya (daya pikir) dengan
kebudayaan (hasil daya pikir) sebagai satu kesatuan, berjalan menembus waktu
(hari kemarin, hari ini dan esok mencapai tatanan global) terlebih setelah
majunya media elektronik (radio, telepon, TV, faximile, internet) yang menurut “Marshall Mc Cluhan” 1974 menyebabkan
terjadinya global village, dusun
global yang mencerminkan tertembusnya batas-batas lokal dan regional membentuk
tatanan kehidupan mendunia (global). Peristiwa-peristiwa tingkat dunia dalam
bidang olah raga, pertemuan politik ataupun bencana alam di bagian dunia ini
dapat kita ikuti melalui media elektronik tersebut. Akibatnya peristiwa dunia
seperti itu sudah menjadi pengetahuan sehari-hari.
·
Tentu semua peristiwa itu dapat
berdampak posotif dan negativ, sehingga pandai pandailah kita menyaringnya,
supaya membawa manfaat dalam kehidupan selanjutnya.
4.
PERSPETIF
GLOBAL DARI VISI SOSIOLOGI
·
Sosiologi adalah studi tentang fenomena
yang timbul akibat hubungan kelompok kelompok umat manusia, studi manusia dan
lingkungan manusia dalam hubungan satu sama lain.
·
Obyek yang menjadi sorotan utamanya
yaitu hubungan antar manusia, terutama
dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri yaitu lingkungan sosial.
·
Hubungan dan interaksi sosial makin lama
makin luas dan makin berkembang dari dua orang sampai kelompok, antara bangsa
dan bangsa lain. Luasnya interaksi sosial mulai dari keluarga, teman main, para
tetangga, lokal dusun, regional propinsi, sampai ke tingkat global antar bangsa
di dunia.
·
Motif interaksi sosial yang terjadi
tampak beragam, ada yang bermotif ekonomi, budaya, politik, bahkan agama.
·
Dampak kemajuan IPTEK di bidang
transportasi dan komunikasi, interaksi sosial makin intensif dan makin meluas.
Interaksi telah menembus batas-batas local, regional, nasional, internasional
sampai global sekaligus, karena adanya penerapan dan pemanfaatan media elektronika
seperti radio, TV, faximile, telepon, internet, yang telah mengintensifkan
interaksi sosial meskipun ada yang tidak langsung.
·
Interaksi sosial langsung (tatap muka) yang semaki luas membawa perubahan
sosial, kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar
dan wawasan manusia yang mengalaminya.
·
Interaksi sosial tak langsung melalui pengetahuan, pengenalan teknologi yang
terbawa oleh satu pihak lain melalui berbagai media, berdampak luas pada
tatanan sosial baik material dan non material.
·
Misalnya pakaian, peralatan, berbagai
jenis produk makanan dan perangkat kasar yang lain, tidak hanya dimanfaatkan
oleh orang tertentu, melainkan telah memasukan kehidupan segala lapisan
masyarakat secara local, regional bahkan global. Dampak non material, misalnya
adanya pergeseran nilai dan norma yang diadobsi dari Negara lain melalui media
elektronik maupun cetak.
·
Tentu hal-hal yang negativ layak di
antisipasi supaya tidak merusak kepribadian/jatidiri budaya bangsa. Ini artinya
sosiologi sebagai studi
ilmiah tentang kehdupan sosial umat manusia harus mengembangkan kemampuan
perspektif global dalam menyimak masalah-masalah global, yang mengancam
kehidupan umat manusia, serta mencari metode pemecahannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Perspektif
global pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1950an. Berkembang
secara baik tahun 1970 an. Perspektif global di Indonesia mulai diterapkan pada
kurikulum pendidikan dasar dan menengah tahun1995 dan secara jelas dan tegas sebagai
pokok materi IPS sejak berlakunya kurikulum tahun 2004 (KBK) dan secara jelas
menekankan perlunya perspektif global diajarkan di sekolah.
Perspektif global adalah suatu cara
pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari
sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia dan internasional.